Nama : Aditya Dharmawan
NIM : 01716146273
Program Studi : Manajemen Informasi dan Komunikasi
Kelas / Semester : MIK A / 1
Mata Kuliah : Manajemen Media
Dosen : YOLANDA PRESIANA DESI
NIM : 01716146273
Program Studi : Manajemen Informasi dan Komunikasi
Kelas / Semester : MIK A / 1
Mata Kuliah : Manajemen Media
Dosen : YOLANDA PRESIANA DESI
Dahulu TVRI pernah menayangkan iklan dalam satu tayangan khusus yang dengan judul acara Mana Suka Siaran Niaga (sehari dua kali). Sejak April tahun 1981 hingga akhir 90-an TVRI tidak diperbolehkan menayangkan iklan, dan akhirnya TVRI kembali menayangkan iklan. Status TVRI saat ini adalah Lembaga Penyiaran Publik. Sebagian biaya operasional TVRI masih ditanggung oleh negara.
TVRI memonopoli siaran televisi di Indonesia sebelum tahun 1989 ketika didirikan televisi swasta pertama RCTI di Jakarta, dan SCTV pada tahun 1990 di Surabaya.
TVRI MASA DULU
Acara di TVRI era 80 dan 90an adalah acara yang cukup lengkap dengan kualitas isi yang dapat dibanggakan.Hampir semua segmen masyarakat mendapat porsi dalam daftar acara yang dikemas di televisi pemerintah itu. Mulai anak-anak, remaja, orang tua, petani, nelayan, pelajar, hingga pengusaha. Acara di TVRI terlihat dirancang dengan sangat cermat dan sedemikian rupa sehingga mengena di seluruh lapisan masyarakat.
Hebatnya lagi, TVRI cukup jeli dalam menyusun dan meracik acara. Bagaimana mereka meletakkan sebuah acara pada waktu dan tempat yang tepat. Berita, drama keluarga (sekarang mungkin seperti sinetron), bincang-bincang (sekarang seperti talk show), kuis, acara musik, berbagai genre film sampai acara anak anak tersaji lengkap dalam tayangan televisi andalan orde baru itu.
Aneka Ria safari, Album Minggu ini (Adam), dan Kamera Ria adalah acara musik yang elegan, jauh dari kesan berlebih-lebihan bahkan cenderung 'merusak' seperti acara musik saat ini.
Losmen, ACI, Rumah Masa Depan, Pondokan adalah sinetron jaman dulu yang bagus dan sangat mendidik. Tidak ada sinetron yang berisi kekerasan, permusuhan, tawuran. Acara yang berkualitas. Mungkin hanya sinetron Si Doel Anak Sekolahan yang memiliki kualitas setara.
TVRI MASA KINI
Apa kabar dengan TVRI, stasiun televisi
pertama di Indonesia yang lahir lebih dari 50 tahun silam? Pernah
mengalami masa kejayaan hingga akhir tahun 80-an sebagai satu-satunya
stasiun televisi di Indonesia, nasib TVRI kini seperti “tenggelam” dalam
agresivitas stasiun TV swasta. Ironisnya, stigma negatif sebagai
stasiun TV jadul (zaman dulu) yang kuno, dan ditonton oleh orang-orang
tua, masih lekat menempel pada brand TVRI.
Tak ingin larut dengan stigma negatif
itu, pada tujuh tahun silam TVRI mencanangkan revitalisasi besar-besaran.
Menggunakan momentum berkembangnya teknologi penyiaran digital pada
2010, TVRI secara bertahap merevitalisasi semua lini dan mencanangkan
diri untuk membangun penyiaran televisi digital di seluruh Indonesia.
Revitalisasi ini juga diikuti dengan
perekrutan pimpinan divisi usaha dari kalangan profesional. Pada 2014
Adam Bachtiar ditunjuk untuk mengisi pos Direktur Pengembangan dan Usaha
TVRI. Adam adalah seorang profesional di dunia Teknologi Informasi yang
memiliki jam terbang yang cukup tinggi. Dia pernah menjabat sebagai
Indonesia Country Manager di Regus, Country Manager di Dun &
Bradstreet Credibility Corp., General Manager di Epson Indonesia, Sales
Manager Cisco, hingga Product Manager IBM.
Ada beberapa langkah yang dilakukan untuk memajukan TVRI. Pertama, dari sisi peremajaan aset dan infrastruktur. Kedua, dari sisi konten siaran digital. Ketiga, dari sisi SDM. Keempat, dari sisi pengembangan media baru—untuk menghadapi era
konvergensi penyiaran digital yang menggabungkan teknologi
telekomunikasi, internet, dan penyiaran, TVRI sudah memperkuat lini
produknya di sana. Kelima, dari sisi tayangan program. Selain itu, TVRI juga berupaya memperkuat berbagai konten daerah juga
menjadi bagian dari strateginya dalam merejuvinasi program tayangan. TVRI MASA DEPAN
Memasuki usianya yang ke 53 sekarang, LPP TVRI sudah memiliki bekal pagu anggaran yang cukup mentereng, untuk digunakan pada tahun 2016. Pagu anggaran TVRI untuk tahun 2016 tersebut, adalah sebesar Rp 1,65 Triliun. Sementara tahun 2015, TVRI hanya menerima anggaran sebesar Rp 866, 5 Milyar saja.
Direktur Keuangan LPP TVRI Tellman W. Roringpandey mengatakan, anggaran tersebut, nantinya akan dibagikan ke 29 stasiun termasuk kantor pusat untuk merealisasikan era digitalisasi pada akhir tahun 2016 dan 2017 mendatang, terutama di ibukota provinsi.
Referensi:
Kompasiana.com
Mix.co.id
koleksitempodoeloe.blogspot.co.id
0 Komentar